Halaman

WELCOME TO MY BLOG
WELCOME TO MY BLOG

Selasa, 08 Mei 2012

Puan: Listrik Mati Saat Pidato, Ini Pertanda

Rapat kerja nasional (Rakernas) PDI Perjuangan dibuka hari ini di Hotel Harris, Bandung. Selain Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri, Ketua Pelaksana Rakernas, Puan Maharani juga memberi sambutan.

Di awal pidatonya, Puan menyapa Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Wagub Dede Yusuf, dan perwakilan partai yang hadir. Juga para 'sahabat' PDIP, di antaranya Hasyim Muzadi dan Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu. "Saya ucapkan selamat datang kepada semua kader dan pengurus partai di bumi priangan," kata Puan, Senin 12 Desember 2011.

Pemilihan Bandung sebagai lokasi penyelenggaraan Rakernas, bukan tanpa alasan. Kata Puan, Kota Kembang punya makna tersendiri, tempat bersejarah baik bagi kemerdekaan Indonesia, terutama bagi PDIP.

"Di sinilah, di Bandung inilah Bung Karno berdialog dengan Marhaen. Marhaen seorang petani yang punya alat produksi hanya berupa sawah, cangkul, dan sejengkal tanah," kata Puan.

Namun, baru saja bicara soal profil Marhaen, tiba-tiba lampu mati. Semua peserta terdiam. Puan pun terpaku di atas podium -- sembari terlihat melirik jam yang menunjukkan waktu tepat pukul 10.00 WIB.

Tanpa bersuara, Puan terus terdiam, menunggu listrik menyala sehingga ia bisa meneruskan pidato. Setelah dua menit, dia akhirnya turun podium. Peserta terus diam dan tak berani bergerak, apalagi ke luar ruangan.

Suasana nyaris senyap, listrik tak kunjung menyala. Lima menit... delapan menit berlalu, tiba-tiba seorang peserta berterian dengan keras, "Protes!"

Beberapa detik setelah teriakan itu, lampu kembali menyala. Puan kembali naik podium dan melanjutkan kembali sambutannya. "Mungkin ini tanda-tanda kemenangan. Biasa PDI Perjuangan itu kalau susah berarti mau menang," kata Puan.
"Pertanda bersusah dulu, tapi menang kemudian. Yakinlah apa yang terjadi tak menjadi kendala tapi tantangan buat kita menghadapi dinamika tahun 2014." (umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar