Apakah definisi dari musik indie menurut loe?
Sebenarnya menurut gw, musik indie sebagai aliran atau genre musik itu
“not even exist” ( tidak ada-red), karena yang disebut musik indie itu
adalah untuk membedakan antara yang mainstream dengan indie.
Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir.
Tapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa
yang kita punya, do it yourself, etika yang kita punya mulai dari
merekam, mendistribusikan dan promosi dengan uang sendiri. Walaupun
nantinya akan ada perbedaan lagi antara indie dengan D.I Y itu sendiri.
Bagaimana pengkriterian antara indie dengan mainstream?
Umumnya yang dimaksud dengan mainstream adalah arus utama, tempat di
mana band-band yang bernaung di bawah label besar, sebuah industri yang
mapan. Band-band tersebut dipasarkan secara meluas yang coverage
promosinya juga secara luas, nasional maupun internasional, dan mereka
mendominasi promosi di seluruh media massa, mulai dari media cetak,
media elektronik hingga multimedia dan mereka terekspos dengan baik.
Jadi jika berbicara kriteria dari mainstream dengan indie, itu lebih
kepada industrinya, perbedaannya lebih kepada nilai investasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan rekaman. Kalau masalah talent atau talenta,
tidak ada yang memungkiri kalau band-band indie terkadang lebih bagus
daripada band-band mainstream. Jadi di sini hanya masalah uang, karena
industri musik berbasis kepada profit, jadi label menanamkan modal yang
besar untuk mencari keuntungan yang lebih besar, ya, itu tadi pada nilai
investasinya.
Bagaimana musik indie bisa tumbuh di Indonesia?
Musik indie tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang
memungkiri kalau musik rock n’ roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara
natural walaupun pada awalnya ditentang oleh orang tua dan pemuka
agama. Kalau di Indonesia sendiri adalah imbas karena kita mengidolakan
band luar. Maka jika kita telusuri, hampir semua band Indonesia adalah
epigon dari band-band luar. Mereka mengawali karir mereka dengan
membawakan lagu-lagu dari band luar mulai dari Koes Plus, God Bless
sampai band-band awal 90an masih sering membawakan lagu orang.
Jadi mengapa mereka ada di situ? Pertama mereka mengidolakan
band-band tersebut, kemudian mereka juga menjadi terinspirasi untuk
menjadi rockstar. Menjadi rockstar itu menjadi impian hampir semua anak
muda dikarenakan oleh apa yang terekspos di media, menjadi rockstar itu
nikmat dan menyenangkan. Itu awal benihnya. Tapi mereka juga sadar bahwa
ada keterbatasan menembus industri musik di mana ketika sebagai musisi
rock yang cenderung ekstrim, mereka akan memainkan musik rock yang
mereka sukai.
Jadi otomatis mereka tidak memandang musik rock yang mereka mainkan
sebagai sesuatu yang layak dijual karena yang penting menurut mereka
adalah idealisme dulu. Setelah itu, diterima oleh industri adalah urusan
belakangan.
Sekitar tahun berapa musik indie di Indonesia mulai ada?
Berdasarkan sepengetahuan gw, sebenarnya musik indie atau dulunya
disebut dengan underground itu sudah ada sekitar tahun 1970an. Kalau
Koes Plus mengawali karirnya dengan langsung dikontrak oleh Remaco, di
Indonesia dimulai dengan band-band seperti God Bless, AKA, Giant Step,
Super Kid dari Bandung, Terncem dari Solo dan Bentoel dari Malang. Pada
saat itu mereka sudah mendeklarasikan bahwa band mereka underground dan
informasi ini saya baca di majalah Aktuil terbitan tahun 1971.
Di dalam majalah itu ditulis bahwa ada Underground Music Festival di
Surabaya. Ada sebuah kompetisi antar band yang diwakili oleh God Bless
dari Jakarta, Giant Step dari Bandung, Bentoel dari Malang dan Tencrem
dari Solo. Mereka berkompetisi dan menurut gw, inilah cikal bakal dari
scene underground atau indie. Dari situ juga mengapa band-band indie
banyak berkembang dari kota-kota tersebut, band yang kemudian mewarisi
apa yang dilakukan para pendahulu tersebut.
Menurut gw penelitian banyak yang mengatakan bahwa tahun
1993 merupakan tahun musik indie itu lahir atau established, saat PAS
Band merilis album, menurut loe ?
Yang mempopulerkan memang PAS Band, tapi menurut gw yang melahirkan
adalah band-band jaman dulu. Namun dari setiap generasi selalu terjadi
revisi, kesalahan-kesalahan dari pendahulu mereka perbaiki. Kesalahan
dari pendahulu adalah tidak pernah merilis album, selalu membawakan lagu
orang lain, selalu senang populer dengan lagu orang dan minimnya
dokumentasi tentang musik-musik mereka.
Maka jika dibilang PAS band established itu benar tapi bukan mereka
yang melahirkan musik indie. Bahkan album indie pertama bukan album PAS
Band yang For Through The SAP itu, melainkan album dari Guruh Gipsy,
mereka membuat album itu sekitar tahun 1976. Ini juga terungkap dari
Deny Sakrie baru-baru ini dan album Guruh Gipsy itu mungkin album indie
pertama.
Tapi yang pasti, PAS Band mempopulerkan gerakan indie pada tahun 1993
dengan menjual 5000 kopi albumnya dan terjual habis. Dan apa yang
dilakukan PAS Band menjadi inspirasi semua band-band yang ada pada waktu
itu. Kemudian barulah lahirnya Puppen, Pure Saturday, Waiting Room dan
lain-lain. Jadi menurut saya, PAS Band cukup menginspirasi anak-anak
muda untuk bergerak di bidang ini.
Pengaruh apa saja yang membantu perkembangan musik indie di Indonesia?
Pengaruh yang pertama, kalau loe bedakan sekarang dengan 10 tahun yang
lalu, sekarang sudah jelas gerakan ini lebih besar. Yang paling jelas
adalah globalisasi informasi yang didorong oleh internet.
Menjadi semakin besar sekitar akhir tahun 1990an karena internet
bertebaran di mana-mana, warnet, kampus dan sekolah. Jaman dulu
informasi terhadap musik-musik seperti ini sangat eksklusif. Informasi
hanya bisa didapat dari majalah-majalah luar. Kita pun untuk mengorder
T-Shirt masih harus dengan cara yang primitif, dengan menggunakan
katalog, mengisi form dan membayar dengan kartu kredit.
Kalau jaman sekarang segalanya menjadi mudah dengan internet,
semuanya “terakselerasi maksimum”. Jadi menurut gw ini semua karena
peran internet, ditambah lagi dengan adanya MySpace dan Friendster
(group websites-red). Perkembangan infrastruktur juga berbeda, kalau 10
tahun yang lalu indie label hanya sedikit. Pengertian indie label pun
kadang masih salah kaprah disini. Karena yang dimaksud dengan indie
label bukanlah rilisan album namun label rekaman yang independen.
Sedangkan yang merilis sendiri adalah self-released atau D.I.Y.
Jadi 10 tahun yang lalu label-label indie itu sedikit, sekarang sudah
banyak walaupun masih sedikit yang berbisnis dengan baik dan benar.
Tapi infrastrukturnya sudah lebih baik. Kita juga punya rock club buat
manggung dan berbagai media yang membantu perkembangannya. Bahkan
perkembangannya di Indonesia jauh lebih menarik dibandingkan dengan
negara-negara lain di Asia Tenggara. Semua dikarenakan infrastruktur
yang lebih baik walaupun masih banyak kekurangan.
Dengan perkembangan musik indie yang baik di Indonesia,
ciri khas apakah yang membedakan musik indie di Indonesia dengan negara
lain?
Yang membedakan adalah penonton jarang yang mau bayar tiket, tidak
pernah beli minuman jika sedang di rockclub dan kurang mau membeli
rilisan. Ini dalam konotasi negatif
) Dalam konotasi positif adalah banyaknya band-band baru yang lahir dengan berbagai macam jenis musik baru.
Kalau 10 tahun yang lalu ketika sebuah majalah musik memperkenalkan
tren thrash metal maka semuanya menjadi anak metal. Tapi sekarang tidak
ada sebuah tren yang mendominasi, ketika ada tren emo tidak semua ikut
menjadi anak emo tapi masih ada anak indie pop, new wave, high octane
rock dan lain-lain.
Penggemar musik sekarang ini lebih segmented.
Jadi menurut gw ini adalah perkembangan yang baik. Tapi yang lebih unik
lagi ketika gw kemarin berkunjung ke Jepang dan Jerman ada sesuatu yang
mereka tidak punya, yaitu spirit untuk stick together. Di Indonesia
semua musisi berkomunikasi, berkumpul dan bersilaturahmi dengan sehat,
baik anak metal maupun new wave, indie pop dengan hardcore, mereka semua
tetap mempunyai hubungan baik. Bahkan kita mempunyai event yang bernama
SGM atau sintinggilamiring di mana band besar atau kecil dengan
berbagai aliran dapat tampil di satu panggung. Di luar negeri
kekerabatan seperti ini jarang ditemui, bahkan band dengan aliran yang
sama pun belum tentu kenal.
Gw banyak membaca bahwa “distro” menjadi salah satu faktor berkembangnya musik indie di Indonesia, bagaimana menurut anda?
Benar. Distro bisa menjadi poin tambahan buat infrastuktur itu tadi.
Distro pertama di sekitar Jakarta bernama Pose yang bertempat di daerah
Depok sekitar tahun 95an. Itulah distro pertama yang ada di sekitar
Jakarta dan akhirnya banyak menjamur di Indonesia. Distro merupakan plus
point untuk musik indie, karena band-band indie akan merilis sesuatu
maka mereka butuh outlet untuk menjual produk mereka, entah itu rilisan,
merchandise, souvenir dan sebagainya maka distro menjadi sebuah retail
yang alternatif daripada tempat-tempat yang sudah ada seperti Aquarius
Mahakam atau tempat-tempat lain.
Fenomena seperti itu sudah ada di seluruh Indonesia.
Dan tidak lupa, semangat independen dari gerakan musik indie juga
menyebar ke barbagai bidang, salah satunya adalah gerakan film
independen. Film independen terinspirasi dari gerakan musik indie.
Bahkan album jazz yang dibuat oleh Indra Lesmana terinspirasi dari
semangat gerakan musik indie. Jadi etos gerakan musik indie yang
dilakukan oleh teman-teman semua ini sudah berimbas ke bidang-bidang
lain.
Bagaimana menurut anda posisi media terhadap musik indie dari 10 tahun yang lalu hingga sekarang?
Sepengetahuan gw sejak jaman Rotor, saat itu satu-satunya media
mainstream yang mempunyai hubungan baik dengan musisi indie adalah
majalah Hai. Karena dulu pun album Pure Saturday didistribusikan oleh
Hai dan begitu juga dengan Kubik yang memberikan sample 2 buah lagu
gratis melalui Hai. Jadi Hai merupakan salah satu media yang baik
hubungannya dengan musisi indie sampai ada satu edisi sekitar tahun 1994
yang isinya hanya membahas band-band indie.
Jadi support media yang baik pada masa itu hanya dari Hai yang salah
satunya menjadi akses informasi tentang musik indie. Namun kemudian
majalah itu ditinggal oleh pembacanya karena hadirnya internet dan
banyaknya terjadi kasus kekacauan data dan kerancuan interpretasi dalam
menulis tentang gerakan musik ini. Saya duga ini karena penulisnya malas
melakukan riset, verifikasi dan observasi yang lebih mendalam akibat
tekanan deadline. Tapi mereka tetap mensupport hingga sekarang. Jadi
menurut saya Hai itu yang pertama saat itu.
Bagaimana perkembangan musik indie saat ini?
Gila lah! Dari mulai era PAS yang direkrut Aquarius, Suckerhead
dengan Aquarius, Jun Fan Gung Foo, Superman Is Dead dengan Sony,
Shaggydog dengan EMI hingga The Upstairs dengan Warner Music. Jelas
perkembangan musik indie akan menjadi cikal bakal musik mainstream baru.
Jadi yang akan terjadi adalah musik indie akan jadi ladang pertumbuhan
dan perkembangan yang mana nanti akan berbuahnya di major label. Jadi
kontribusi terbesar adalah mereka membawa perubahan bagi ragam jenis
musik di Indonesia.
Kemudian perkembangan yang lain adalah kalau dulu jika musisi ingin
rekaman harus memakai pita satu setengah inci dengan studio yang mahal,
sekarang bisa dengan teknologi digital yang murah dengan sistem home
recording, musisi bisa membuat rilisan dengan mudah dan murah. Karena
saya yakin nantinya semua band-band besar nasional akan lahir dari
generasi band indie. Paling lama sekitar sepuluh tahun lagi.
Sebenarnya perjalanan sejarah musik kita jauh tertinggal menurut gw.
Kalau di luar, Elvis Presley memulai karirnya dengan indie pada
pertengahan tahun 50an sedangkan di Indonesia baru mulai sekarang. Jadi
nantinya band-band indie suatu saat akan menjadi band-band besar dan
perkembangannya bisa dilihat dari PAS Band dan Naif.
Perkembangan yang lain bisa dilihat dari pentas-pentas seni. Kalau
loe mau melihat perkembangan selera musik anak-anak muda, loe jangan
melihat pentas seni seperti Soundrenaline. Tetapi loe harus melihat ke
pentas seni anak-anak SMU (pensi), semua band yang main di sana
merupakan pilihan mereka sendiri, mereka melakukan mekanisme polling
untuk memilih artis yang akan main di pensi mereka. Jadi menurut gw itu
adalah selera yang jujur, tidak seperti event besar yang biasanya
terjadi deal-deal di balik meja.
Jaman dulu, band-band indie jarang mendapat panggung yang enak.
Panggung selalu kecil dan jam manggung yang siang saat matahari di atas
kepala. Kalau sekarang band-band indie dapat bermain di panggung yang
sama dengan artis besar dengan jam yang tidak jauh berbeda. Mereka bisa
show berdekatan dengan headliner. Di Amerika semakin malam sebuah band
manggung maka semakin besar nama band tersebut. Jadi menurut saya
fenomena ini bagus sekali.
Malah ada kecenderungan kalau anak-anak SMU bosan dengan artis-artis
besar atau mainstream dan lebih memilih band-band indie. Ini disebabkan
karena anak-anak indie membawa darah segar kepada acara-acara mereka.
Sepuluh tahun yang lalu tidak dapat dibayangkan kalau band-band indie
dapat main di panggung seperti ini.
Perkembangan yang lain adalah penjualan album-album independen yang
meningkat. Tapi untuk data lebih kongkrit gw tidak punya. Hanya saja
generasi muda dari pendengar musik indie ini jauh lebih baik dari 10
tahun yang lalu. Anak-anak sekarang yang tidak terkontaminasi dengan
orang-orang jaman dulu malah menawarkan sesuatu yang baru dengan
mentalitas lebih baik dari para pendahulu mereka.
Mereka membeli merchandise, membeli kaset dan bahkan berkeliling
mengikuti artis indie idola mereka ke mana mereka manggung. Inilah
fenomena yang mungkin tidak ditemui 10 tahun yang lalu. Mereka
mensupport dengan baik musik-musik indie. Inilah hal-hal yang menarik
dari perkembangan musik indie di Indonesia.
Apakah menurut loe dampak-dampak yang ditimbulkan dari perkembangan musik indie di Indonesia?
Yang pertama adalah adanya band-band yang dibesarkan secara indie kini
mulai menjadi besar fan basenya dan kian mapan seperti PAS Band, Naif,
Superman Is Dead, Ten2Five, Maliq & D’Essentials, Mocca, Koil, White
Shoes & The Couples Company, The Brandals, The Upstairs, Seringai
dan sebagainya.
Kemudian yang kedua adalah selera. Perbaikan selera musik masyarakat
secara keseluruhan. Walaupun menurut gw sempat diperburuk kembali dengan
adanya Radja tetapi buat saya ada sebuah alternatif lebih baik daripada
disesaki oleh musik-musik yang tidak berkembang dari jaman dulu sampai
sekarang.
Dan sekarang tinggal menunggu adanya perusahaan rekaman yang berani
investasi besar dan mengambil keuntungan dari industri ini. Karena
menurut gw, jika industri musik indie berkembang maka akan berpengaruh
kepada industri musik secara makro dan begitu juga sebaliknya.
Kemudian dampak yang berikutnya adalah bakal berkembangnya indie
label yang disupport oleh major label. Seperti yang telah dimulai lebih
dulu di akhir tahun 90an oleh Independen/Pops dengan Aquarius Musikindo.
Begitu juga dengan makin seriusnya label rekaman independen dalam
berbisnis dan berpromosi yang belakangan tengah gencar dilakukan oleh
Aksara Records di Jakarta dan FFWD Records di Bandung.